Nir-Akal
***
Selayaknya dalam
iklim masyarakat yang mengaku berilmu pengetahuan, hendaknya argumen dibalas
argumen. Tentu keduanya mesti berdasar. Tidak semestinya ketidaksetujuan
terhadap narasi liyan diungkapkan dengan cara menyerang aspek pribadi orang
lain. Apalagi mendasarkan senioritas dan ijazah formal yang lebih tinggi. Kalau
jalan ini yang dipilih, berarti si penyerang telah gagal membangun landasan
berpikir bagi dirinya sendiri. Ujung-ujungnya, logical fallacy yang
terjadi. Berpikir logis saja tidak mampu. Atau malah tidak mau? Sungguh ironi
bagi insan "Pendidikan dan Kebudayaan" di sebuah negeri yang seharusnya
banyak berbenah.
***
Jumadil Awal
1441