Keluarga sebagai Akar Peradaban
(Upaya Mengokohkan Kembali Peran Keluarga untuk Membendung Pengaruh Serbuan Ghazwul Fikri) *** Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (QS. At-Tahrim: 6) *** Tujuh miliar manusia yang kini tinggal di kolong langit ini pada awalnya hanya dimulai oleh sebuah keluarga kecil ribuan tahun yang lalu: keluarga Nabi Adam ‘alaihissalam. Bersama Ibunda Hawa, Nabi Adam menyingsingkan lengan baju, berniat memakmurkan bumi, membangun peradaban umat manusia sebagai bentuk taubatan nasuha, atau dalam lain perkataan, suatu “pertanggungjawaban moral” atas sebuah pelanggaran terhadap batas syari’at yang telah dilakukannya di tanah surga. Sekaligus sebagai perwujudan rasa syukur atas pengampunan yang telah diberikan oleh Allah subhanahu wata’ala kepada mereka berdua. Sebesar dan sekompleks apapun suatu peradaban, pada awalnya dibangun oleh individu-individu. Melalui individu-individu inilah akan menentukan nilai-nilai yang mendasa...